Pengasuhan Holistik Integratif

Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini

Guru TK Profesioanal

Profesionalitas Guru adalah Modal Dasar Pengembangan Karakter Anak Bangsa

Guru TK Tanpa Lelah Belajar

Guru yang memiliki jiwa pembelajar dan berpikir terbuka dengan mengaplikasikan kebaruan dan teknologi

Bimtek PEMBATIK Level 3 JATIM 2019

Belajar Asyik bersama rumah belajar, Belajar dimana saja, kapan saja, dengan siapa saja

Minggu, 01 Juli 2018

Soal Online Modul A jenjang TK

Assalamu'alaikum....

Tentunya ringkasan 10 Modul PKB jenjang TK yang telah saya posting sudah teman-teman baca sampai selesai. Nah... kali ini saatnya mencoba pengetahun kita tentang apa yang telah kita fahami dari modul A.

Selamat mengerjakan contoh soal kuis berikut ini. Semoga sukses ya...
Terima kasih atas partisipasinya.


Guru Tanpa Blog, Apa Kata Dunia?


Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini secara tidak langsung sangat mempengaruhi semua aspek kehidupan manusia. Dunia pendidikan saat ini juga tidak bisa lepas dari pengaruhnya. Dampak baik maupun buruk kita semua harus siap menghadapinya. Orang tua dan sekolah yang mempunyai peran penting akan kualitas prestasi anak didik harus senantiasa mempunyai segala macam cara agar efek negatif dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini tidak menjadi sebuah penyakit yang berbahaya bagi anak didik. Dan tentunya peran guru serta motivasi dari orang tua juga sangat penting agar pesatnya teknologi saat ini bisa mempunyai manfaat yang baik guna menunjang pembelajaran, sehingga dunia pendidikan kita tidak akan tertinggal dari negara lain.

Guru harus senantiasa meng-upgrade kemampuan ITnya jika tidak ingin tertinggal jauh dari para peserta didiknya. Guru harus sadar bahwa kemampuan generasi sekarang ini sangat berbeda dengan generasinya. Guru yang cerdas akan selalu bisa memanfaatkan segala macam kebaruan untuk memfasilitasi belajar para peserta didiknya. Media blog bisa menjadi salah satu alternatif yang bisa digunakan oleh seorang guru untuk membuat catatan pembelajaran.

Pola pendidikan kita saat ini tidak bisa hanya mengandalkan pola belajar tradisional dengan harus selalu bertemu dan bertatap muka di dalam sebuah kelas bersama anak-anak. Handphone pintar merupakan perangkat yang tidak bisa lepas dari tangan anak jaman saat ini. Jika hal itu bisa dimanfaatkan oleh seorang guru, maka peserta didik pun akan lebih mudah mempelajari materi dari seorang guru tanpa harus membawa buku pelajaran kemanapun dia pergi. Dengan handphone yang digenggamnya anak akan dengan mudah mencari ilmu pengetahuan yang diinginkan melalui mesin pencari diinternet dan juga materi pelajaran dari gurunya dimanapun dan kapanpun.

"Guru tanpa blog, apa kata dunia?" itulah pertanyaan yang mungkin lucu tapi sangat bermakna. Jika dunia saat ini bisa terhubung sehingga batas wilayah negara seperti sudah tidak ada lagi dikarenakan adanya raksasa teknologi komunikasi dan informasi saat ini. Haruskah guru masih terpenjara dalam sempitnya ruang kelas? jawabannya adalah "tidak". Dengan mempunyai blog atau aplikasi lain yang menghubungkan antara siswa dan peserta didik setiap saat dan kapan pun. Dimana pun tempatnya dan kapanpun para peserta didik bisa belajar melalui sebuah blog yang ditulis oleh guru mereka. Ada sebuah artikel yang wajib kita cermati bersama tentang karakteristik pembelajaran anak di diera milenial saat ini. Silahkan klik untuk membaca lebih lanjut. 

Akan pentingnya seorang guru yang selalu up date informasi dan teknologi, maka IGI (Ikatan Guru Indonesia) menyediakan banyak sekali kelas online. Salah satunya adalah SAGUSABLOG (Satu Guru Satu Blog) ini. Dengan ini para guru diajak untuk membuat blog berisikan materi pendidikan yang akan bermanfaat untu semua orang, utamanya dunia pendidikan.

Demikian kiranya sebuah coretan sederhana dari seorang guru TK yang selalu bersemangat untuk belajar. Dan seperti menemukan sumur untuknya minum disaat kehausan ilmu, IGI lah sumur ilmu tersebut. Terima kasih tak terkira akan semua bimbingan dan sarana belajar yang sungguh luar biasa ini. Semoga pendidikan Indonesia akan lebih baik dan bisa bersaing dengan pendidikan negara lain.


Oleh Eva Rahmawati
Peserta SAGUSABLOG IGI #12

Buku Besar Interaktif

Big Book Cerita Bergambar

A. Latar Belakang
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar  sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.
Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
Untuk mendukung terselenggaranya proses pembelajaran yang baik dibutuhkan juga media pelajaran yang baik. Media pembejaran yang ada seringkali masih belum mencerminkan inplementasi Pengarus Utamaan Genger (PUG). Implementasi PUG dalam proses pembelajaran masih terkendala banyak faktor. Selain kultur masyarakat kita sudah demikian lama dicengkeram oleh kokohnya budaya patriarki yang memandang kaum perempuan sebagai “makhluk kelas dua”, dukungan anggaran dan fasilitas sekolah yang memberikan ruang gerak yang memadai terhadap implementasi PUG bidang pendidikan juga belum berlangsung seperti yang diharapkan. Dalam konteks demikian, sangat beralasan kalau implementasinya dalam proses pembelajaran di kelas belum bisa berlangsung mulus dan kondusif.
Meski demikian, tidak lantas berarti PUG bidang pendidikan gagal teraplikasikan. Untuk melepaskan kuatnya mitos dan akar patriarki yang melilit kultur masyarakat kita memang membutuhkan proses dan tahapan yang cukup lama. Sejak dini, anak-anak yang kini tengah gencar memburu ilmu di bangku pendidikan, mulai TK, SD, SMP, hingga SMA/MA/SMK, perlu diubah mind-set-nya tentang keadilan dan kesetaraan gender. Secara bertahap, anak-anak masa depan negeri ini perlu diperkenalkan dan diajak untuk berpikir kritis dan visioner dalam memandang posisi dan peran kaum perempuan di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Jangan sampai terjadi, anak-anak yang notabene menjadi pewaris sah masa depan negeri ini masih terus dihinggapi mitos “serba laki-laki” sehingga peran kaum perempuan makin terpinggirkan.
Salah satu strategi yang tepat untuk memperkenalkan nilai-nilai keadilan dan kesetaraan gender adalah melalui proses pembelajaran di sekolah. Jika dilakukan secara simultan dan berkelanjutan, perubahan mind-set anak-anak akan terus berlangsung dari generasi ke generasi, hingga akhirnya pada kurun waktu beberapa tahun mendatang, mitos dan kultur patrarkhi akan bisa terbebaskan. Peran dan posisi kaum perempuan di ranah publik juga makin diakui, hingga tak muncul lagi peristiwa bias gender, baik dalam bentuk marginalisasi (peminggiran), double burden (peran ganda), kekerasan (violence), stereo-type (citra baku/pelabelan), maupun subordinasi (penomorduaan) yang menimpa kaum perempuan.


B. Tujuan
1. Meningkatkan hasil belajar anak laki-laki dan perempuan
2. Mengangkat pendidikan laki-laki dan perempuan
3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar – gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial.
4. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. .
5. Menghasilkan keseragaman pengamatan
6. Menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
7. Membangkitkan keinginan dan minat baru.
8. Membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
9. Memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak

C. Aspek yang Dikembangkan
1. Kognitif
Mengenal lambang bilangan 1 – 10
Mengenal konsep pengurangan
Mengenal lambang huruf vokal
Meniru huruf
Mengurutkan kata membentuk kalimat
Menyebutkan kata yang berawalan abjad tertentu
2. Bahasa
Menjawab pertanyaan sederhana
Menirukan kata-kata sederhana
Menyebutkan kata-kata yang mempunyai suku kata awal yang sama
Memperbanyak perbendaharaan kosakata
Menyanyikan lagu anak-anak
3. Karakter
Tolong menolong dan kerja sama
Senang melakukan sesuatu bersama orang lain dan mempu bekerja sama dengan orang lain
Sopan santun
Sayang dengan teman dan menghormati apa-apa yang dimiliki oleh teman
Mandiri
Berusaha mencari sendiri apa yang dibutuhkan, berani bermain sendiri, dan dapat menemukan jalan pulang ke rumak sendiri.

D. Media pembelajaran PAUD
Media pembelajaran ini bernama buku besar “ Jalu Dan Tina Yang Mandiri” dengan seri pendidikan berbasisis gender dan karakter.
Buku besar ini berukuran 50 x 65 cm, kertas HVS A1 dengan penuh warna. Terdiri dari 6 halaman dan sampul buku. Isi dari tiap halaman buku besar “ Jalu Dan Tina yang Mandiri” ini sebagai berikut :
1. Halaman Pertama
Bercerita tentang seekor induk ayam yang bernama “ Mimi” sedang mengerami telur-telurnya di kandang ayam. Pada halaman ini pembaca (anak-anak) di ajak membilang angka 1 sampai dengan 10 dengan media gambar telur. Anak-anak juga mengenal lambang bilangan 1 sampai 10.
halaman 1



2. Halaman Ke-Dua
Bercerita saat telur-telur ayam itu menetas. Di Halaman ini anak-anak diperkenalkan tentang konsep dasar penjumlahan dan pengurangan dengan menghitung banyaknya telur yang tersisa di kandang karena ada telur yang tidak menetas. Anak-anak juga akan bertambah pengalaman atau pengetahuaanya bahwa tidak semua telur yang dierami itu akan menetas semua. Dari segi bahasa, anak juga akan bertambah perbendaharaan kosakatanya dengan istilah “kemlekeren” untuk telur yang gagal menetas.
halaman 2


3. Halaman Ke-Tiga
Bercerita induk ayam yang sedang bermain di pekarangan bersama anak-anaknya. Pada halaman ini menunjukkan bahwa setiap anak laki-laki dan perempuan itu mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan perlindungan dan pendidikan dari orang tua, sehingga tidak ada penomorduaan ataupun peminggiran bagi anak perempuan.
Pada halaman ini juga anak-anak di ajak untuk mencari kata kata yang mempunyai suku kata awal sama. Melalui kegiatan memasangkan kartu bergambar pada kata-kata yang ada. Hal ini untuk mengenalkan suku kata yang berawalan sama dan juga menambahkan kosakata bahasa baru kepada anak.
halaman 3


4. Halaman Ke-Empat
Isi cerita halaman ini adalah “Jalu” dan “Tina” sedang mencari makan bersama. Penekanan pendidikan karakternya adalah sopan santun, tolong menolong bekerja sama dan sayang sama teman. Dalam hal Gender, anak laki-laki dan perempuan itu setara atau sama-sama mempunyai kebutuhan yang sama dalam makan dan berteman.
Di halaman ini anak-anak diperkenalakan lambang huruf vocal (a-i-u-e-o). Anak-anak diminta memberikan huruf vocal yang sesuai pada kalimat yang ada.
halaman 4


5. Halaman Ke-Lima
Bercerita tentang “Jalu” dan “Tina” yang sedang bermain bersama di lapangan. Karakter yang ingin ditonjolkan di sini adalah seorang anak yang mandiri yang berani bermain sendiri tanpa harus ditunggu orang tua. Serta sikap saling menyayangi dan bermain bersama dengan teman. Dalam hal Gender, memberi pelajaran bahwa anak laki-laki dan perempuan memiliki kesamaan saling membutuhkan dalam beriteraksi sosial.
Di halaman ini anak-anak diperkenalkan lambang tulisan sederhana. Anak diajak mengurutkan kata kata menjadi susunan kalimat yang lengkap.
halaman 5


6. Halaman Ke-Enam
Halaman ini menceritakan anak-anak ayam tersebut pulang ke kandang pada sore hari. Karakter seorang anak mandiri yang bisa menemukan jalan pulang sendiri sebagai wujud tanggung jawabnya karena berani bermain di luar rumah.
Halaman terkhir ini anak-anak sudah diajarkan cara membaca tiap suku kata. Anak-anak membaca sebuah kalimat yang merupakan nyanyian tentang “Jalu dan Tina yang Mandiri”



E. Penutup
Demikian media pembelajaran yang kami buat yaitu berupa Buku Besar “Jalu Dan Tina Yang Mandiri”. Video berikut adalah presentasi dari APE ini, silahkan Klik untuk melihatnya.  Semoga dengan video contoh pembelajaran ini juga bisa di terapkan saan proses pembelajaran khususnya pada anak didik usia Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanak. Terakhir, semoga buku ini bermanfaat dalam menunjang pembelajaran di PAUD sehingga memudahkan guru untuk menyampaikan suatu ilmu ke anak didik. Buku ini mengajarkan dan menanamkan kepada anak didik tentang nilai-nilai karakter dan wawasan tentang gender sehingga anak didik laki-laki maupun perempuan mempunyai kedudukan yang sama dalam mencari ilmu dan pendidikan.
Berikut cara penggunaan buku besar ini. silahkan tonton di sini