Pengasuhan Holistik Integratif

Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini

Guru TK Profesioanal

Profesionalitas Guru adalah Modal Dasar Pengembangan Karakter Anak Bangsa

Guru TK Tanpa Lelah Belajar

Guru yang memiliki jiwa pembelajar dan berpikir terbuka dengan mengaplikasikan kebaruan dan teknologi

Bimtek PEMBATIK Level 3 JATIM 2019

Belajar Asyik bersama rumah belajar, Belajar dimana saja, kapan saja, dengan siapa saja

Sabtu, 10 Agustus 2019

Sosialisasi Portal Rumah Belajar Kemdikbud Di Ngawi

Guru PAUD yang terdiri dari guru Taman Kanak-kanak (TK), Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA) dan Satuan PAUD Sejenis (SPS) merupakan guru-guru yang utama dari anak-anak Indonesia. Membersamai anak-anak yang generasi alpha saat ini pastinya bukan hal mudah. Tidak bisa dipungkiri dan sudah bisa kita saksikan dilingkungan kita, anak-anak balita pun sekarang sudah bisa sliding-sliding, selfie, dan buka-buka aplikasi smartphone yang digenggamnya. Membatasi, mengarahkan dan membersamai anak-anak saat bermain handphone memang harus dilakukukan oleh orang tua. Dan guru PAUD sebagai tokoh teladan bagi anak-anak bisa memberikan solusi atau alternatif tontonan atau aktifitas interaksi anak pada HP. Kreatifitas membuat video pembejaran, game edukatif, film-film pendidikan dan sebagainya seharusnya bisa dibuat sendiri oleh para Guru PAUD untuk anak didiknya.

Bertempat di Aula UPTD Dinas Pendidikan Kec. Ngawi, pada hari Kamis, 8 Agustus 2019, Eva Rahmawati, S.Pd.I seorang guru PAUD dari TKIT Harapan Ummat Ngawi melakukan sosialisasi portal Rumah Belajar Kemdikbud kepada 218 Guru TK se-Kecamatan Ngawi pada pleno pertemuan IGTKI Kecamatan Ngawi. Eva merupakan satu dari 30 guru yang terpilih atau lolos level 3 PembaTIK (Pembelajaran Bebasis TIK) Jawa Timur 2019.

Pertemuan dibuka tepat pada pukul 10.00 WIB oleh petugas. Rangkaian pertemuan dari menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembacaan notulen rapat bulan lalu dan juga arahan dari ketua IGTKI Kec. Ngawi Ibu Sumiatun semua terlaksana dengan tertib. Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Ibu Sumiati Kepala UPTD Kec. Ngawi, Bapak Nurudin selaku pengawas TK-SD, Pak Hafidz, Ibu Neli dan Ibu Munthofiah selaku Penilik PAUDNI kecamatan Ngawi. Arahan dan bimbingan dari Ka UPTD, Pengawas dan juga Penilik guru TK agar para guru TK senantiasa membawa keceriaan dalam setiap pembelajaran sehingga adanya CBI yaitu Ceria Bocah Indonesia dalam kegiatan belajar mengajar.

Bimbingan dan motivasi dari para Ka UPTD, Pengawas dan Penilik tersebut dilanjutkan sengan kegiatan imbas workshop “Pop Up sebagai Media Belajar” oleh Ibu Lia dari TK Santo Yosep Ngawi. Seru dan membawa suasana keceriaan karena seluruh guru baik yang berada di dalam ruangan ataupun di luar harus praktek langsung dari bahan-bahan yang telah disiapkan sediri dari sekolah. Hanya dalam waktu kurang dari 30 menit, para guru TK se-Kecamatan Ngawi tersebut sudah bisa memamerkan hasil karyanya.

Cukup padatnya rangkaian acara pada list acaranya pembawa acara membuat kegiatan tersebut harus dihentikan karena masih ada kegiatan sosialisasi tentang Portal Rumah Belajar oleh calon Duta Rumah Belajar Jawa Timur Tahun 2019 yaitu Eva Rahmawati. Mengawali sosialisasi tersebut, Eva menceritakan tentang beragam tugas pada seleksi tiap levelnya sehingga sampai pada PEMBATIK level 3 saat ini. Eva menjelaskan secara singkat tentang fitur-fitur rumah belajar dan melakukan simulasi untuk mendaftarkan sebagai guru pada portal rumah belajar yaitu di http://belajar.kemdikbud.go.id. Tak lupa Eva juga menyampaikan tentang mudahnya akses portal rumah belajar ini pada handphone yaitu dengan mengunduh versi aplikasi androidnya dari playstore.

Sumber belajar untuk anak dan guru PAUD pada portal ini masih terbatas, Eva mengharapkan semua guru TK bisa aktif mengisi Fitur Karya Guru agar memberi manfaat untuk orang lain. Tak lupa dia juga menyampaikan tentang banyaknya pelatihan yang bisa diikuti dan dijadikan pilihan untuk menambah ilmu dan sebagai pengembangan diri guru sebagai tenaga profesional. Eva mengarahkan agar guru-guru yang hadir pada pertemuan tersebut bisa mendaftar difitur Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, atau pada link  http://simpatik.belajar.kemdikbud.go.id/. Pada tahun 2019 ini ada pergeseran kebijakan dari PKB yaitu guna meningkatkan kompetensi guru menjadi fokus ke peningkatan lulusan peserta didik, sehingga berganti arah menjadi PKP (Peningkatan Kompetensi Pembelajaran) dengan kegiatan diklat pola Campuran, daring ataupun Tatap muka.

Sejak tahun 2016, Eva merupakan salah satu Narasumber Nasional untuk program guru pembelajar dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan untuk jenjang Taman Kanak-kanak. Hobi duduk di depan laptop dan pegang HP membuatnya menambah hobi lainnya yaitu mengumpulkan sertifikat diklat online. Dari banyak grup sosmed itulah dia mendapatkan banyak ilmu serta info-info seputar kegiatan belajar. Dengan bawaan selalu ceria, kegiatan tersebut dia tutup dengan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ketua dan jajaran pengurus IGTKI Kecamatan Ngawi serta memohon do’a akan pada level 3 ini bisa dia menuntaskan semua tugasnya dengan hasil terbaik.

Pertemuan IGTKI ditutup oleh pembawa acara pada pukul 12:30 Siang.

Minggu, 04 Agustus 2019

Belajar Menembus Batas Ruang Dan Waktu

Oleh : Eva Rahmawati
(Guru TK IT Harapan Ummat Ngawi)

Part #1

Dunia pendidikan kita sekarang ini tidak pernah bisa lepas dari pengaruh pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dalam hitungan menit bahkan detik informasi bisa dikirim dan diterima oleh masyarakat dunia. Bukan hanya sekedar kabar berita, perangkat teknologi informasi dan komunikasi baik hardware maupun software juga tercipta dengan beraneka ragam fungsi dan tampilan. Banyak dari teknologi yang tercipta tersebut sangat membantu tercapainya tujuan pendidikan dengan lebih efisien dan cepat.

Sebagai seorang guru di era digital sekarang ini, selalu meningkatkan kompetensi dalam penguasaan teknologi informasi (IT) merupakan sebuah keharusan. Tidak hanya mampu menggunakan perangkat seperti komputer, kamera, smartphone, dan juga internet, namun para guru dituntut untuk memanfaatkan semua teknologi tersebut untuk sarana dan media belajar. Para guru akan memanfaatkan perangkat teknologi yang dimilikinya untuk meningkatkan keilmuan dan profesionalismenya.

Dengan media-media yang terhubung dengan koneksi internet seperti website, facebook, telegram, whatsapp, dll., masyarakat khususnya disini yaitu para guru bisa menggunakannya sebagai sarana untuk belajar. Metode belajar online ini memungkinkan proses belajar yang tidak megenal jarak, tempat maupun waktu. Jadi, dimana saja dan kapan saja pembelajaran bisa dilakukan asalkan ada koneksi internet di tempat tersebut.

Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Pendidikan pada tahun 2016 lalu mengaplikasikan penggunaan teknologi informasi untuk media belajar para guru-guru di Indonesia secara masif yaitu pada Program Guru Pembelajar. Salah satu moda pembelajaran untuk peningkatkan kompetensi guru tersebut yaitu melalui sistem belajar online. Dengan hal ini mau tidak mau seorang guru yang masih awam menggunakan perangkat IT atau gaptek akan berusaha agar bisa menggunakannya dengan baik. Sebuah usaha dari pemerintah yang menginginkan para gurunya menjadi masyarakat melek IT sehingga dunia pendidikan Indonesia tidak kalah dari negara lain.

Pembelajaran secara online dengan menggunakan learning manajemen system dari sebuah website yang terprogram untuk media belajar biasanya telah lengkap dengan materi belajar, sistem komunikasi bagi mentor kepada peserta, komunikasi antar peserta, durasi waktu belajar, dan juga format evaluasinya. Pembelajaran online ini akan lebih efisien dari segi biaya karena buku cetak yang seharusnya dibeli bisa digantikan dengan materi yeng tersusun dimedia e-learning atau format e-book.

Sistem komunikasi online antar peserta dan juga mentor seperti layaknya media sosial, komunikasi tersebut bisa dilakukan diforum, chat, message dan juga video conference. Dengan seperti ini kelas belajar yang diisi oleh guru dari berbagai daerah bisa menjadi aktif dan tetap hidup seperti layaknya pembelajaran secara langsung atau tatap muka. Dengan media e-learning tersebut jarak tidak menjadi masalah untuk bisa belajar. Karena semua materi belajar sudah tersedia disistem, para peserta juga bisa memilih sendiri waktu belajarnya. Dengan penggunaan media berbasis IT, maka kelas konvensioanal yaitu dengan adanya tatap muka secara langsung antar peserta kelas dan juga gurunya bisa tergantikan.

Tentu kita semua masih ingat tentang kabar berita bahwa ada seorang siswi kelas 1 SMA yang tidak naik kelas karena ada nilai nol disalah satu mata pelajarannya. Dikarenakan sakit dan sibuk dengan persiapan olimpiade, maka tidak adanya siswi tersebut dikelas membuatnya tidak mendapatkan nilai. Seharusnya peristiwa tersebut menjadi hikmah untuk seluruh guru, bahwa penggunaan media IT dalam pembelajaran di era gidital saat ini wajib dimanfaatkan. Dengan pengalaman belajar online melalui program Guru Pembelajar, para guru bisa mengaplikasikannya untuk proses belajar untuk peserta didik yang diampunya di sekolah.   

Sekarang ini banyak perusahaan teknologi pendidikan yang menawarkan alat komunikasi, kolaborasi, dan pembinaan bagi seorang guru kepada para peserta didiknya dalam sebuah media kelas online. Dengan hal itu, guru akan dimungkinkan membagikan konten pelajaran, mendistribusikan soal-soal sebagai tugas dan juga dapat mengelola komunikasi online bersama peserta didiknya.


Guru dalam menghadapi tantangan pendidikan diera milenial ini harus terus berupaya memberikan cara, sarana, dan metode belajar yang terbaik untuk semua peserta didiknya. Cepatnya perkembangan dunia teknologi informasi dan komunikasi harus menjadi cambuk semangat untuk terus upgrade diri dalam penguasaan IT sehingga tidak terkungkung dalam sempitnya ruang kelas. Dengan pemanfaatan media berbasis IT yang terkoneksi internet diharapkan tujuan pendidikan nasional Indonesia akan tercapai dengan baik dan dengan pemerataan mutu pendidikan diseluruh pelosok negeri nusantara.

#Bersambung...