Sabtu, 30 Juni 2018

Video Mengenalkan Huruf dan Profesi kepada Anak

A. Latar Belakang
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar  sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.
Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
Untuk mendukung terselenggaranya proses pembelajaran yang baik dibutuhkan juga media pelajaran yang baik. Media pembejaran yang ada seringkali masih belum mencerminkan inplementasi Pengarus Utamaan Genger (PUG). Implementasi PUG dalam proses pembelajaran masih terkendala banyak faktor. Selain kultur masyarakat kita sudah demikian lama dicengkeram oleh kokohnya budaya patriarki yang memandang kaum perempuan sebagai “makhluk kelas dua”, dukungan anggaran dan fasilitas sekolah yang memberikan ruang gerak yang memadai terhadap implementasi PUG bidang pendidikan juga belum berlangsung seperti yang diharapkan. Dalam konteks demikian, sangat beralasan kalau implementasinya dalam proses pembelajaran di kelas belum bisa berlangsung mulus dan kondusif.
Meski demikian, tidak lantas berarti PUG bidang pendidikan gagal teraplikasikan. Untuk melepaskan kuatnya mitos dan akar patriarki yang melilit kultur masyarakat kita memang membutuhkan proses dan tahapan yang cukup lama. Sejak dini, anak-anak yang kini tengah gencar memburu ilmu di bangku pendidikan, mulai TK, SD, SMP, hingga SMA/MA/SMK, perlu diubah mind-set-nya tentang keadilan dan kesetaraan gender. Secara bertahap, anak-anak masa depan negeri ini perlu diperkenalkan dan diajak untuk berpikir kritis dan visioner dalam memandang posisi dan peran kaum perempuan di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Jangan sampai terjadi, anak-anak yang notabene menjadi pewaris sah masa depan negeri ini masih terus dihinggapi mitos “serba laki-laki” sehingga peran kaum perempuan makin terpinggirkan.
Salah satu strategi yang tepat untuk memperkenalkan nilai-nilai keadilan dan kesetaraan gender adalah melalui proses pembelajaran di sekolah. Jika dilakukan secara simultan dan berkelanjutan, perubahan mind-set anak-anak akan terus berlangsung dari generasi ke generasi, hingga akhirnya pada kurun waktu beberapa tahun mendatang, mitos dan kultur patrarkhi akan bisa terbebaskan. Peran dan posisi kaum perempuan di ranah publik juga makin diakui, hingga tak muncul lagi peristiwa bias gender, baik dalam bentuk marginalisasi (peminggiran), double burden (peran ganda), kekerasan (violence), stereo-type (citra baku/pelabelan), maupun subordinasi (penomorduaan) yang menimpa kaum perempuan.
B. Tujuan
1. Meningkatkan hasil belajar anak laki-laki dan perempuan
2. Mengangkat pendidikan laki-laki dan perempuan
3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar – gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial.
4. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. .
5. Menghasilkan keseragaman pengamatan
6. Menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
7. Membangkitkan keinginan dan minat baru.
8. Membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
9. Memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak
C. Aspek yang Dikembangkan
1. Kognitif
Mengenal lambang huruf
Menyebutkan benda berdasarkan ciri tertentu
Menyebutkan kata yang berawalan abjad tertentu
2. Bahasa
Menjawab pertanyaan sederhana
Menirukan kata-kata sederhana
Menyebutkan kata-kata yang dikenal
Memperbanyak perbendaharaan kosakata
3. Karakter
Tolong menolong dan kerja sama
Senang melakukan sesuatu bersama orang lain dan mempu bekerja sama dengan orang lain
Sopan santun
Sayang dengan teman, menghargai hasil karya teman, mendengarkan pendapat teman
Percaya diri
Berani menyatakan pendapat dan menjawab pertanyaan

D. Isi Film Edukatif PAUD
Film edukasi ini berisi dua bagian yaitu :
1. Bermain huruf
Bagian ini berisi cerita dua anak yang bernama Alif dan Nabila. Kedua anak ini bersahabat dan sering bermain bersama. Alif mengajak Nabila untuk berpetualang menemukan huruf-huruf. Alif dan Nabila menemukan huruf-huruf abjad dari a-z dan menemukan kata-kata yang berawalan huruf a-z.

2. Tebak profesi
Bagian ini berisi tebak-tebakkan antara Alif dan Nabila tentang profesi seseorang. Alif menebak profesi-profesi yang dimiliki anak laki-laki sedangkan Nabila menebak profesi yang dimiliki anak perempuan. Antara anak laki-laki dan anak perempuan menebak profesi yang sama.

Untuk melihat video tersebut silahkan klik di sini


E. Penutup
Demikian media pembelajaran yang kami buat yaitu berupa film edukasi pembelajaran PAUD yang kami beri judul “Bermain Huruf dan Tebak Profesi”. Semoga film ini bermanfaat dalam menunjang pembelajaran di PAUD sehingga memudahkan guru untuk menyampaikan suatu ilmu ke anak didik. Film ini mengajarkan dan menanamkan kepada anak didik tentang nilai-nilai karakter dan wawasan tentang gender sehingga anak didik laki-laki maupun perempuan mempunyai kedudukan yang sama dalam mencari ilmu dan pendidikan.

0 komentar:

Posting Komentar